Saturday 1 March 2014

Cerita Mistis Lawang Sewu

LAWANG SEWU



Lawang Sewu merupakan sebuah gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelmina Plein.
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu). Ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang banyak sekali (dalam kenyataannya pintu yang ada tidak sampai seribu, mungkin juga karena jendela bangunan ini tinggi dan lebar, masyarakat juga menganggapnya sebagai pintu).
Cerita Mistik di Balik Lawang Sewu

Sebenarnya ketenaran Lawang Sewu bukan karena sejarahnya melainkan cerita mistik yang tersimpan rapat di dalam gedung. Bahkan kini Lawang Sewu menjadi icon mistik di Jawa Tengah. Dari kisah pertempuran yang menyisakan kepedihan itulah, Lawang Sewu dikenal sebagai tempat kawasan wisata hantu. Lawang Sewu menjadi daya tarik wisata selain arsitektur bangunannya yang indah, juga karena cerita penampakannya. Masyarakat meyakini arwah para korban pembantaian itu masih menghuni Lawang Sewu dan bergentayangan sampai sekarang. Misteri penampakan hantu Belanda dan Jepang serta jeritan noni-noni Belanda di waktu malam menjadi cerita yang menyeramkan. =)

Hantu-hantu Belanda dan Jepang yang konon masing-masing mempunyai wilayah kekuasaan sendiri-sendiri kawan. Di pintu depan bagian Barat bangunan dipercaya wilayah kekuasaan hantu tentara Belanda yang pada penampakannya mengenakan pakaian seragam lengkap dengan senapan laras panjang.
Kadang-kadang dari dalam gedung terdengar suara jeritan noni-noni Belanda yang kemudian disusul suara derap langkah para tentara. Menurut ceritanya banyak tentara Belanda yang disembelih oleh serdadu Jepang di situ. Sehingga suara jeritan kadang disertai rintihan tentara Belanda yang kesakitan. Yang menyeramkan kadang penampakan mereka terlihat menjelang maghrib, seorang noni Belanda yang berpakaian serba merah dengan topi merah di lantai dua. Atau alunan musik mereka sedang berpesta dansa di ruangan pesta lantai dua yang sampai sekarang masih terlihat kokoh ruangannya. Dan suara-suara tawa, canda, percakapan yang tidak ada wujudnya. Apabila kita berfoto kadang-kadang terlihat ada penampakan atau bayangan di hasil fotonya kawan… .

Konon, banyak tentara Belanda yang tewas disembelih tentara Jepang. Sehingga suara jeritan itu kadang disusul jeritan tentara Belanda yang kesakitan. Sementara jika mendongakkan kepala ke atas gedung, nampak ada sebuah tondon air yang dulunya difungsikan untuk menyimpan air bersih. Sedangkan di sekitarnya, tepatnya di depan halaman gedung ada sebuah sumur tua yang setiap harinya selalu dikunci rapat-rapat. Bentuk sumur tersebut temboknya meninggi dari dasar tanah dan diberi atap genting warna merah. Di situlah paling sering terdengar tangisan noni- noni Belanda dan Jepang.

Kisah-kisah yang terdengar di Lawang Sewu sangat beragam. Banyak pengunjung yang mengaku melihat atau sekedar merasakan sesuatu yang berbeda ketika masuk ruangan tertentu di sana. Di antara beberapa kisah yang cukup menonjol dan sering terdengar adalah :

Ø     > Penampakan wanita berambut panjang. Tentang kisah ini, pernah terekam dalam kamera infra merah saat  digelar acara uji nyali melalui program reality show salah satu televisi swasta. Dalam tayangan tersebut,  sosok perempuan berambut panjang tersebut nampak terekam dengan jelas oleh kamera.

 >Bayangan yang menggantung di langit-langit sebuah ruangan yang ada di lantai tiga. Konon, penampakan ini bisa dipanggil oleh sang juru kunci Lawang Sewu melalui kode tertentu. Namun tidak semua pengunjung yang datang akan diajak masuk ke ruangan tersebut.

Ø 
>Penampakan prajurit Belanda yang berbaris. Kisah yang berkembang, penampakan prajurit ini hanya muncul pada malam tertentu saja. Biasanya muncul di lapangan yang berada di tengah gedung Lawang Sewu.

Ø        > Aroma aneh yang muncul di ruang penyiksaan yang berada di lantai bawah tanah. Di sana muncul lokasi yang dikenal sebagai sel berdiri, yaitu sebuah ruangan kecil berukuran 1 x 1 m.

A                    Ardhi Majid

A

No comments:

Post a Comment