Tuesday 11 February 2014

Pentingnya perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari



   Berperilaku jujur sehari - hari penting, karena jujur adalah sifat ahlakul karimah, yaitu sifat terpuji. Jika jujur sudah menjadi kebiasaan sehari-hari kita, maka semua pekerjaan akan terasa lebih tenang, semua masalah akan mudah terselesaikan. Perilaku jujur bisa mendatangkan ketenangan dalam hati karena tidak ada beban masalah. Jika kita suka berperilaku tidak jujur maka hidup kita akan senantiasa resah dan gelisah.

   Membisakan berperilaku jujur harus dari kecil agar tidak susah melakukannya. Cara membiasakan berperilaku jujur sejak kacil misalnya diajarkan untuk tidak mengambil barang orang lain tanpa seijin pemiliknya, mengembalikan kembalian yang terlalu banyak, mengatakan apapun sesuai dengan kenyataan, dan lain-lain.
   Kita harus menanamkan kesadaran untuk selalu berperilaku jujur dan menyadari apa akibat dari kebohongan. Jika kita sudah bisa membiasakan berperilaku jujur maka kita mudah mendapat teman, mudah mendapat pekerjaan, mudah mendapat kesuksesan, dipercaya oleh orang lain, dan lain - lain.

   Kita harus menyadari akibat dari kebohongan, sehingga kita bisa menjauhi sifat buruk tersebut. Contoh akibat dari kebohongan adalah hilangnnya kepercayaan orang lain terhadap kita, susah mendapatkan teman bahkan tidak memiliki teman, susah mendapat pekerjaan karena tidak dipercaya.

 Itulah pentingnya kejujuran untuk kehidupan sehari - hari.

Tuesday 4 February 2014

Berpikir Induktif dan Deduktif


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya.
Berpikir Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Berpikir Induktif
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. (www.id.wikipedia.com)
Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.
Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif. Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya disebut hipotesis.
Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.
Maka dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaanr induktif diperlukan dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.

Pengalaman Keren

Beberapa hari yang lalu gue sempet terbangun dari tidur. Waktu itu sekitar jam 2 an pagi dan dimana jam segitu quality time  banget buat tidur dan lagi pules-pulesnya. Sontak gue kesel, lempar-lempar bantal, acak-acak selimut, acak-acak rambut, dan yak... akhirnya hape gue ketemu. Mungkin hampir semua anak zaman skearang kalau abis bangun tidur selalu nyari hape, dan pastinya buat buka twitter. Almost

Di zaman yang serba maju ini (re : jaman edan) twitter memang sudah menjadi kebutuhan yang paling utama. Apa-apa buka twitter, baru bangun tidur buka twitter, pulang sekolah buka twitter, bukan gak mungkin di suatu saat nanti ketika bayi dilahirkan ke dunia ini bukan lagi buka mata, tapi.... yak buka twitter.



Twitter merupakan salah satu social media yang paling beda dan paling bertahan menurut gue. Disini semua orang dikenalkan dengan hal yang beda dan aneh, misalnya Friendster.

Gue emang gak tau persis gimana sih friendster itu, karena gue hidup di jaman yang dulunya gak ngerti apa-apa. Pertama kali gue tau ya Facebook sama email.

Jaman gue dulu pas SD anak kelas 4 tuh udah mulai ngerti dan punya facebook. Tapi anehnya gak tau apa gue terlalu cupu atau gimana gue baru punya pas kelas 6 dan itupun gak sering gue buka, palingan kalo lagi diwarnet ngerjain tugas yang ecek-ecek gitu lah. Lupa

Eh iya gue inget lagi, waktu sebelum gue punya fb, gue baru kenal namanya google, itupun gue juga gak tau fungsinya apa yang pasti yang gue tau, google itu isinya sejagad deh #alaydikit.

Pertama gue buka google, pas di warnet temen gue tuh, gue lihat gambar-gambar lucu. Bunga, hewan dan lain-lain hahaha. Tapi anehnya waktu itu gue pas ke warnet sama temen gue, anak kecil juga kita iseng nulis “big b***s” wakakak. Dan alhasil gue nemunya ya begitu.... gede. #khilafdeh #janganbilanginmama #maapinbaim #yaAllah

Lanjut ke facebook deh. Awalnya gue gak tau tuh apaan facebook itu. Anehnya tiap ada anak lewat nanyain, “Facebook kamu apa?”. Gue masih belum tau dan bertanya-tanya dalam hati. “facebook itu apaan, anak siapa, rumahnya mana, makannya apa, dll.” Sontak gue jawab biar kesannya gak terlalu udik, “mmm udah gue jual.”
*kemudian hening*

Dengan seribu cara dan penggabungan empat elemen : air, angin, api, dan udara #bukanpromosi, serta pertapaan gue yang ngikutin Sidharta Gautama yang pergi ke hutan bodh gaya, akhirnya gue tanya ke kakak gue dan sialnya....
“Mas, facebook itu apa sih?”
“oalah, ndeso”
Anjrit tuh anak. Tapi gue gak kehabisan ide, lagi-lagi gue cari cara biar gue tau apa sih si facebook itu.
“Mas, buatin facebook deh”
“Goceng bro, goceng”

Berhubung gue radak kere (sebenernya gak pake radak sih), gue gak tau apa gue bakal ngrelain duit goceng, karena duit goceng aja susah buat didapetin anak SD yang dapet duit Cuma senin kamis. Hehe bercanda
Akhirnya. gue pun mulai tau jurus andalan biar dia mau, “Pijat aja gimana mas?”
“nah sip, boleh..boleh..”

Kenapa gue nawar pijit aja ke dia? Soalnya dia itu manusia pijat, suka banget lihat adeknya menderita, khususnya gue. Dan gue dikenal sebagai master pijit di rumah, yaelah.. pijit pake master songong lu di.
Akhirnya gue dibikinin sama dia. Betapa senangnya gue ketika gue punya facebook. Wakakakak.

Besoknya, pas gue sekolah, ada yang nanya juga ke gue, “Di fb mu apa?”. Lah, gue pikir gue bakal ditanyain facebook, gataunya fb. Fb tuh apaan lagi, tapi yaudahlah karena gue punyanya facebook, gue kasih nama facebook gue ke dia. Dan gue inisiatif habis pulang sekolah bakal minta bikinin fb, betapa gobloknya gue sekarang, ternyata facebook itu sama aja sama fb. Yaela...

Semenjak SMP, gue mulai alay. Gatau tuh alaynya jenis alay kalkukator. Eh bukan ding, huruf kecil besar dan boros huruf. K4y4kg 6ini3h n13h

Status juga alay banget, nama juga alay, untungnya waktu gue sadar kalo gue alay dan mau terapi serta ruqiyah , nama facebook gue bisa diganti karena pas daftar dulu sama kakak gue namanya nama asli (bukan nama alay). Tapi anehnya gini, gue kan pernah jadi alay nih, tiap gue lihat status di facebook orang, bawaannya pengen makan  tuh orang. alay abis. Gue jadi gak nyadar dulu guenya gimana hahaha.
Semua orang pernah jadi alay dan gue nyimpulin, bahwa perkembangan manusia adalah 
Bayi—Balita—Anak-anak—ALAY—Remaja—Dewasa


apa lo ngomongin gue ?

me : Eh.. eh maaf mbak

Lama- lama gue makin kenal twitter. Gue punya twitter juga ada asal-usulnya. Gue sebenernya dari dulu udah ngerti sih apa itu twitter, tapi menurut gue awalnya twitter itu gak menarik. Tapi gak tau juga waktu kelas 8 gue sekelas sama anak-anak sok gahol #bercanda jadi gue mulai pengen punya twitter biar gak dianggep anak cupu sih waakakka.
Akhirnya, pas malem gue ngotak-otak #bukanmakanan# laptop. Setelah ngotak-atik sendirian, akhirnya Twitter gue jadi. Gue bangga banget, mata gue berkaca-kaca, gue mengangkat kedua tangan.... kemudian menguap.
Setelah jadi, gue ke settings buat nge-set ulang bio dan ganti foto telur merah jadi foto paling unyunya gue.
Beberapa menit kemudian setelah punya twitter, gue memberanikan diri untuk mengupdate tweets pertama gue. Gue inget banget gue nulis “welcome twitter, hello world”. Tapi gak tau kenapa setelah gue ngetweet itu gue merasa lebih cakep dari Justin Bieber #jangan protes. Dan gue juga merasa sangat pantas untuk dianugerahi nobel perdamaian.
Keren, kan? #harus iya..
Sayangnya, beberapa saat kemudian terdengar suara gemuruh dari belakang gue...
“apaan banget sih tweet lo, sok kecakepan”
Fakkkkkkkkk
Gue langsung hapus tuh tweet.
Seiring berjalannya waktu, gue  banyak follow orang-orang yang ada di following temen, dan akhirnya following gue pun jadi banyak... tapi followersnya dikit. Suatu ketikab\ gue ngelihat temen gue yang lagi sibuk mention-mentionan minta follow back. Dari situ gue baru ngerti kalo mau followers banyak ya jangan Cuma ngefollow, minta follback dong. #muka songong
Twitter gue yang alay itupun 2 tahun kemudian di hack dan gak bisa dibuka sampe sekarang. Gue gak ngerti siapa yang ngehack dan apa alasannya, tapi kayaknya dia (siapa-pun itu) udah murka sama kealayan gue #dilarangketawa #naikinalis.
Gue pun akhirnya bikin twitter baru. Tapi anehnya tuh followers nembus 100 aja enggak. Tapi gue ngerasa gue lebih free sama twitter gue yang baru itu. Jadi gak banyak juga yang ngelihatin tweet gue, dan yang gue follow adalah orang-orang yang gue kenal aja. gue juga sering ngefollow akun-akun yang lucu dan komedinya sesuai sama gue. #trus kenapa #gak peduli
Setelah lumayan lama gue berkutat di social media, gue baru sadar kalo secara tidak langsung social media telah mengatur hidup kita, diantaranya :
Ngatur ketakutan. Yang tadinya lebih takut pagar sekolah digembok, sekarang lebih takut akun gebetan yang digembok.
Ngatur waktu. Yang tadinya bangun tidur harusnya mandi, sekarang lebih milih ngetweet dan ngeawakein path.
Ngatur pola pikir. Yang tadinya ketika lapar harusnya syaraf pikiran dan tangan bergerak untuk makan, sekarang mereka bergerak buat motoin makanan.
Ngatur jodoh. Yang tadinya orang-orang percaya kalau jodoh ada di tangan Tuhan, sekarang lebih percaya kalau jodoh ada di tangan Camera360.
Yah, begitulah social media. Terkadang ada orang yang menjadikan sebagai pelajaran, penghilang rasa jenuh, tapi juga ada yang memang menjadikan sebagai diary pribadi yang bisa dilihat banyak orang. hehehe
But for me, your socmed is your home, feel free  to act everything
But remember, whatever  you do in your home, your act will always be seen and evaluated by other.