GIGI YANG MALANG
Pagi yang
malang, ketika sang surya menampakan diri dari ufuk timur aku berangkat ke sekolah naik sepeda dengan
tergesa-tergesa. Ketika perjalanan aku
mengalami peristiwa yang tidak aku inginkan, yaitu kehilangan gigi
depanku..
Peristiwa
tersebut bermula ketika aku mau belok di pertigaan masjid Darussalam (Gerdu
Papak), tiba-tiba ada sebuah motor dari sisi kananku dengan kecepatan tinggi.
Aku pun terkejut, karena motor tersebut telah menyenggol stang sepedaku dan
menyalakan klaksonnya dengan kencang “Tit..tit..tit” kecelakaan pun tidak
terhindarkan “Bruak…”. Aku terjatuh di tengah jalan denagn menahan rasa sakit di tubuhku.
Pengendara motor
yang telah menyerempetku pun lari tak bertanggung jawab. Aku lalu bangkit untuk
menepi di trotoar untuk melihat luka yang ku alami. Ada seorang ibu-ibu
bertanya kepadaku “Gak,apa-apa mas…?”. “Tidak apa-apa,hanya luka ringan”
Jawabku sambil kesakitan.
Aku tidak sadar
kalau gigi ku patah, saat meneruskan perjalanan ke sekolah aku merasa sakit di
bagian gigi “Aduh …sakitnya gigi ku ini..” sambil meraba gigi ku, ternyata aku
sadar kalau gigi ku membentur dan akhirnya aku kehilangan gigi depanku. Darah dari gigi
bercucuran seperti ingin meloncat dari tubuh. Perasaanku saat itu sagat takut,
sedih, kecewa, menyesal semua menjadi satu seakan ingin memutar waktu.
Setelah sampai
di sekolah aku melihat gigiku denagn cermin. Teman-temanku mentertawakan ku
karena gigiku dalam bentuk yang aneh “Ha..ha..ha”. Teman-teman ku tidak tahu
apabila aku telah diserempet sepeda motor. Salah stu temaku bertanya kepedaku “Kenapa
gigi kamu kok begini..,perasaan kemarin tidak apa-apa”. “Tadi, gigiku
terbenturstang sepeda karena terserempet sepeda motor” Jawabku dengan malu ^_^.
Rasa sakit pun
kurasakan begitu menyiksa seperti menusuk tubuhku, pikiranku terus-menerus
dihantui oleh penyesalan yang sangat amat begitu dalam, seperti impianku sudah
pupus. Setelah 1 bulan gigiku pun kembali akan tetapi kepalsuan menutupi gigi
baruku, walaupun begitu aku berusaha untuk percaya diri walaupun dengan
kecacatan ku dan tetap bersyukur kepada Allah SWT, karena hanya gigiku yang
hilang bukan nyawa ku.
Peristiwa tersebut
tidak akan pernah kulupakan dan akan menjadi cerita hidupku kelak. Dari peristiwa
saya bisa mengambil hikmah bahwa kita selalu berhati-hati dalam menjalani sesuatu,
sampaiu sekarang aku pun trauma apabila ingin menyebrang atau berbelok karena
takut akan peristiwa tersebut.