Thursday 9 May 2013

Cerpen

-->
  GIGI YANG MALANG

Pagi yang malang, ketika sang surya menampakan diri dari ufuk timur aku berangkat  ke sekolah naik sepeda dengan tergesa-tergesa. Ketika perjalanan aku  mengalami peristiwa yang tidak aku inginkan, yaitu kehilangan gigi depanku..

Peristiwa tersebut bermula ketika aku mau belok di pertigaan masjid Darussalam (Gerdu Papak), tiba-tiba ada sebuah motor dari sisi kananku dengan kecepatan tinggi. Aku pun terkejut, karena motor tersebut telah menyenggol stang sepedaku dan menyalakan klaksonnya dengan kencang “Tit..tit..tit” kecelakaan pun tidak terhindarkan “Bruak…”. Aku terjatuh di tengah jalan  denagn menahan rasa sakit di tubuhku.

Pengendara motor yang telah menyerempetku pun lari tak bertanggung jawab. Aku lalu bangkit untuk menepi di trotoar untuk melihat luka yang ku alami. Ada seorang ibu-ibu bertanya kepadaku “Gak,apa-apa mas…?”. “Tidak apa-apa,hanya luka ringan” Jawabku sambil kesakitan.

Aku tidak sadar kalau gigi ku patah, saat meneruskan perjalanan ke sekolah aku merasa sakit di bagian gigi “Aduh …sakitnya gigi ku ini..” sambil meraba gigi ku, ternyata aku sadar kalau gigi ku membentur dan akhirnya aku  kehilangan gigi depanku. Darah dari gigi bercucuran seperti ingin meloncat dari tubuh. Perasaanku saat itu sagat takut, sedih, kecewa, menyesal semua menjadi satu seakan ingin memutar waktu.

Setelah sampai di sekolah aku melihat gigiku denagn cermin. Teman-temanku mentertawakan ku karena gigiku dalam bentuk yang aneh “Ha..ha..ha”. Teman-teman ku tidak tahu apabila aku telah diserempet sepeda motor. Salah stu temaku bertanya kepedaku “Kenapa gigi kamu kok begini..,perasaan kemarin tidak apa-apa”. “Tadi, gigiku terbenturstang sepeda karena terserempet sepeda motor” Jawabku dengan malu ^_^.

Rasa sakit pun kurasakan begitu menyiksa seperti menusuk tubuhku, pikiranku terus-menerus dihantui oleh penyesalan yang sangat amat begitu dalam, seperti impianku sudah pupus. Setelah 1 bulan gigiku pun kembali akan tetapi kepalsuan menutupi gigi baruku, walaupun begitu aku berusaha untuk percaya diri walaupun dengan kecacatan ku dan tetap bersyukur kepada Allah SWT, karena hanya gigiku yang hilang bukan nyawa ku.



Peristiwa tersebut tidak akan pernah kulupakan dan akan menjadi cerita hidupku kelak. Dari peristiwa saya bisa mengambil hikmah bahwa kita selalu berhati-hati dalam menjalani sesuatu, sampaiu sekarang aku pun trauma apabila ingin menyebrang atau berbelok karena takut akan peristiwa tersebut.